Mengungkap segala sesuatu yang ada di Bali, sekala dan niskala, serta kilas balik peristiwa

Sloka 280-299 Sarasamuscaya (MISKIN)


MISKIN
  • 280. Miskin kebajikan sama dengan kematian; keadaannya bagaikan wilayah luas dengan penduduk yang banyak namun tanpa pemimpin, bagaikan upacara kematian tanpa doa-doa, bagaikan upacara besar tanpa sedekah.
  • 281. Jika ada orang yang miskin harta dan ia juga suka melakukan tindakan kejam dan jahat, orang seperti ini sesungguhnya telah mati dalam hidupnya.
  • 282. Orang yang miskin jiwanya (berkepribadian buruk), biarpun ia pandai tidak akan ada yang mengindahkan, walaupun ia berkata benar dan penuh manfaat tidak akan ada yang perduli; apalagi jika si miskin jiwa itu orang bodoh, tentunya tidak akan ada orang yang senang dengannya.
  • 283. Jika miskin harta, walaupun pintar dan baik hati, sungguh sulit untuk dikenal orang. Jika kaya harta, kebajikan yang dilakukan menjadi sempurna. Inilah alasan kenapa harta itu harus dicari dengan sekuat tenaga.
  • 284. Orang yang miskin harta demikian juga orang yang cendala sama sama tidak bisa melaksanakan sedekah. Orang cendala sedekahnya tidak diterima sedangkan orang miskin tidak ada kemungkinan untuk bersedekah karena tidak ada yang bisa disedekahkan.
  • 285. Demikianlah orang miskin harta dan miskin jiwa, rumahnya bagaikan neraka saja keadaannya, sandang, pangan dan papan sulit diperoleh. Inilah alasan kenapa harta dan kebajikan itu sangat penting keberadaannya.
  • 286. Meskipun si miskin gemuk, tetap tidak ada yang dapat disedekahkan kepada orang-orang yang berkunjung ke rumahnya, inilah alasan lain kenapa harta itu penting untuk dimiliki.
  • 287. Mereka yang miskin hanya makan jika ada bantuan dari sahabatnya dan sahabatnya itu memenuhi segala keperluan dari si misknin; tapi simiskin tidak mampu membalas kebaikan budi sahabatnya dikarenakan oleh kemiskinannya itu. Orang miskin yang berhati keji, rakus, berbudi pekerti tamak, dan kikir; sesungguhnya telah mati dalam hidupnya.
  • 288. Mereka yang miskin dari masa kecilnya berkeadaan lebih baik dari orang kaya yang kemudian menjadi miskin, penderitaan teramat berat akan dirasakan oleh orang yang dulunya kaya lalu jatuh miskin; sedangkan mereka yang miskin dari kecil telah terbiasa dengan keadaannya itu.
  • 289. Biasanya orang kaya saat makannya menyisakan banyak dari makanan yang dimakan lalu dibuang sia-sia, sedangkan simiskin akan makan apapun yang tersedia dan tanpa sisa.
  • 290. Mereka yang miskin dapat makan enak karena laparnya, sedangkan orang kaya sulit menikmati makanannya karena tidak pernah merasakan lapar.
  • 291. Kelaparan dapat menutupi kebajikan dan kebenaran, ia juga dapat melenyapkan keteguhan hati, dan lidah selalu ‘ingat’ dengan rasa yang enak inilah yang menyebabkan lapar.
  • 292. Mereka yang bodoh akan selalu menyesali perbuatan buruknya diwaktu lampau apabila mengalami kesengsaraan saat ini, mereka hanya menyesali saja tanpa pernah berusaha untuk menanam kebajikan dihidupnya kali ini.
  • 293. Apa sebab orang tidak berhasil dalam pencarian harta dan perolehan kesenangan meskipun telah diusahakan dengan giat; sebab kegagalan usaha dikarenakan dulu ia tidak pernah ‘menanam’ kebajikan dan kebenaran, lalu apa yang dapat dipetiknya sekarang? Walaupun kali ini gagal, sekaranlah kesempatan baik untuk menanam kebajikan dan kebenaran dan pasti akan berbuah kelak dan kita dapat memanennya.
  • 294. Mereka yang sangat cerdas namun miskin, selalu gagal dalam usahanya dikarenakan oleh kemiskinannya; sebaiknya sumbangkan kecerdasan itu tanpa mengharapkan imbalan apapun, niscaya setelah menabur benih kebajikan dan kebenaran melalui kecerdasannya, lambat laun akan diperoleh juga ‘buah’ dari kebajikan dan kebenaran itu.
  • 295. Mereka yang tidak memperoleh kesenangan hingga hari tuanya, seolah-olah hidupnya selalu dipenuhi oleh kemelaratan dan kesengsaraan, jangan pernah putus asa dalam pelaksanaan kebajikan dan kebenaran, kelak pastilah memperoleh kesenangan disurga dan kemuliaan dikehidupan berikutnya.
  • 296. Sebuah pohon kayu yang tumbuhnya condong dan beranting bengkok-bengkok dan tidak subur, lagi pula dimakan rayap, dan menjadi sarang semut batang pohonnya. Kulitnya tergores dan hangus terbakar oleh api kebakaran hutan, tumbuhnya diatas batu dan batangnya tanpa getah lagi karena ia tumbuh ditanah yang gersang, keadaannya sunguh sangat merana. Namun masih lebih merana keadaan orang miskin yang selalu berhara-harap akan sesuatu yang tidak bisa diperolehnya karena miskin, apalagi jika sampai diperbudak oleh harapan-harapannya lalu berbuat jahat.
  • 297. Mereka yang diperbudak oleh harapan-harapan akan pemberian, akan dipermainkan oleh orang yang diharapkan memberi, disuruh kesana-kemari, jalan, berdiri, duduk, berkata-kata, diam dll. Meskipun begitu mereka yang berharap tetap patuh karena besarnya harapan akan pemberian.
  • 298. Tuhan menciptakan berbagai makhluk dengan bentuk, sifat dan keistimewaannya masing-masing, namun satu yang tidak pernah diciptakan oleh Tuhan bahkan hingga hari ini, yakni manusia yang tidak membenci orang yang datang menghamba dengan harapan akan sesuatu secara berlebih-lebihan.
  • 299. Pengemis yang sangat berharap akan perolehan sesuatu, keadaannya tiada beda dengan orang yang hampir mati, nafasnya tersumbat dikerongkongan, terputus-putus dalam berkata-kata, keringatnya mengucur, gerakannya resah, mukanya pucat; demikianlah keadaan pengemis yang sangat berharap akan sedekah, terlihat persis seperti orang yang hampir mati.

0 Response to "Sloka 280-299 Sarasamuscaya (MISKIN)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel