Tebasan Durmanggala
Ilustrasi banten prayascita, pengulapan, byakala. |
Tebasan Durmanggala
Perlengkapan jajahitannya memakai janur kelapa hijau demikian pula
"duwegan" yaitu bungkak kelapa hijau.
Alasnya memakai tempeh, boki atau nare.
Di atasnya diletakkan sebuah kulit tebasan lalu diisi sebuah tumpeng (putih atau poleng yaitu hitam putih).
Pada tumpeng disisipi bowang merah, jahe dan terasi mentah.
Di sebelah menyebelahnya dilengkapi raka-raka juga rarasmen 3 celemik dan rujak 1 takir.
Di atas semuanya itu diletakkan sebuah sampyan nagasari berisi porosan, bunga, rampe.
Raruntutannya terdiri dari: Pabersihan, Canang Genten, Canang Burat Wangi Lenga Wangi, Canang Sari, Lis, Padma, Daksina dilengkapi dengan benang tukelan dan uang sasari 225 kepeng, Peras, Soda, Toya anyar, air kelapa muda hijau/duwegan dan Tirtha dari Sulinggih.
Banten ini dipakai pada upacara Bhuta Yadnya, Dewa Yadnya, Manusa Yadnya dengan.
Di atasnya diletakkan sebuah kulit tebasan lalu diisi sebuah tumpeng (putih atau poleng yaitu hitam putih).
Pada tumpeng disisipi bowang merah, jahe dan terasi mentah.
Di sebelah menyebelahnya dilengkapi raka-raka juga rarasmen 3 celemik dan rujak 1 takir.
Di atas semuanya itu diletakkan sebuah sampyan nagasari berisi porosan, bunga, rampe.
Raruntutannya terdiri dari: Pabersihan, Canang Genten, Canang Burat Wangi Lenga Wangi, Canang Sari, Lis, Padma, Daksina dilengkapi dengan benang tukelan dan uang sasari 225 kepeng, Peras, Soda, Toya anyar, air kelapa muda hijau/duwegan dan Tirtha dari Sulinggih.
Banten ini dipakai pada upacara Bhuta Yadnya, Dewa Yadnya, Manusa Yadnya dengan.
0 Response to "Tebasan Durmanggala"
Post a Comment