Mengungkap segala sesuatu yang ada di Bali, sekala dan niskala, serta kilas balik peristiwa

Sloka 12-36 Sarasamuscaya (Hakekat Kebenaran)

Ilustrasi Sarasamuscaya Kebenaran. Gambar:  S. Hermann & F. Richter dari Pixabay

HAKEKAT KEBENARAN

  • 12. Jika kekayaan dan kesenangan dicari, lakukanlah kebajikan/kebenaran terlebih dahulu. Jika kebajikan  pun kebenaran dilakukan, niscaya kekayaan dan kesenangan pastilah didapatkan. Sungguh tidak akan ada artinya jika kekayaan dan kebenaran yang dicari menyimpang dari kebenaran/kebajikan.

  • 13. Orang yang bijaksana adalah orang yang senantiasa melakukan kebajikan dan kebenaran. Orang yang tidak bijaksana adalah orang yang memperoleh kekayaan dengan cara tidak benar; pun mereka yang memperoleh kesenangan dengan cara tidak benar. Tentunya mereka yang tidak bijaksana masih memiliki kerakusan, mereka pasti dapat digoda oleh kekayaan dan kesenangan yang jahat.
  • 14. Kebajikan dan kebenaran itu laksana perahu yang dapat mengantarkan manusia untuk pergi ke surga.
  • 15. Dalam usaha mencari kekayaan dan kesenangan, seringkali kegagalan yang justru diperoleh. Namun usaha untuk melaksanakan kebajikan dan kebenaran, sudah pasti mendatangkan hasil, walaupun baru dalam angan-angan saja.
  • 16. Bagaikan terbitnya matahari yang melenyapkan kegelapan dunia, seperti itulah mereka yang senantiasa melakukan kebajikan/kebanaran dalam hidupnya, memusnahkan segala dosa-dosa.
  • 17. Siapapun juga, baik mereka yang dianggap mulia, berkuasa atau bahkan hina dina, selama ia tekun melakukan kebajikan dan kebenaran, akan tercapailah apa yang menjadi tujuan dan cita-citanya.
  • 18. Kebajikan dan kebenaran adalah sumber dari mana kebahagiaan itu datang; dan barang siapa melakukan kebajikan/kebenaran, mereka akan senantiasa dilindungi; selebihnya hanya kebajikan/kebenaran sajalah yang dapat melebur segala macam dosa.
  • 19. Mereka yang tidak bimbang, yang tetap teguh hati dalam melaksanakan kebajikan dan kebenaran, sesungguhnya mereka inilah orang yang hidup dalam kebahagiaan. Meskipun untuk menyambung hidupnya mereka menjadi pengemis, perkerjaan itu tidak akan membuat saudara, kerabat, dan handai tolannya menjadi susah dan bersedih hati.
  • 20. Bagaikan tanaman tebu kala hujan, tidak hanya tebu itu saja yang memperoleh air, tanaman lain yang berada di dekat tebu itu pun mendapatkan manfaatnya; baik itu rumput, tanaman menjalar dll. Demikianlah orang yang tekun dalam kebajikan dan kebenaran, sekaligus akan dicapainya juga kekayaan, kesenangan dan kemasyuran itu.
  • 21. Mereka yang melakukan kebajikan dan kebenaran, setelah meperoleh surga; kelak apabila dilahirkan kembali ke bumi akan menjelma menjadi orang yang rupawan, gunawan, muliawan dan berkekuasaan; segala macam pahala kebajikan dan kebenaran itu akan diperolehnya.
  • 22. Mereka yang senantiasa melaksanakan kebajikan dan kebenaran, secara ajaib akan dilindingi dari berbagai macam bahaya. Walaupun ia berada dihutan, dijurang, disemak-semak, bahkan dalam kancah peperangan, dimanapun juga tempat-tempat yang mendatangkan bahaya bagi kebanyakan orang, bagi mereka yang tekun degan kebajikan dan kebenaran tidak akan ada tempat berbahaya dan dapat mencelakainya.
  • 23. Mereka yang senantiasa melakukan kebajikan dan kebenaran akan memperoleh istri yang cantik dan utama, mereka akan mendapatkan rumah mewah, kelimpahan sandang pangan dan juga harta kekayaan.
  • 24. Bagaikan katak yang datang sendiri kekubangan air, bagaikan burung yang akan selalu datang ke telaga, demikianlah harta kekayaan dan kesenangan itu akan datang sendiri menghampiri mereka yang teguh dengan kebajikan dan kebenaran.
  • 25. Orang boleh bersantai dalam mencari harta dan kesenangan, namun dalam mengamalkan kebajikan dan kebenaran, hendaknya manusia selalu berpikir bahwa kematian akan datang esok hari, hingga hilanglah kemalasannya.
  • 26. Mereka yang sadar bahwa maut dan kematian selalu mengintai hidupnya, tentunya mereka tidak akan rakus dengan harta dan kesenangan, apalagi perbuatan-perbuatan jahat yang menyimpang dari kebajikan dan kebenaran.
  • 27. Bagaikan keberadaan ilalang muda yang tajam, akan tidak tajam lagi di masa tuanya. Demikianlah hendaknya kebajikan/kebenaran, harta dan ilmu pengetahuan itu dikejar sedini mengkin, pada masa muda yang sehat.
  • 28. Masa muda adalah waktu yang terbaik untuk mempelajari hakekat dari kebajikan/kebenaran, usaha perolehan harta dan pengejaran terhadap ilmu pengetahuan.
  • 29. Masa anak-anak menantikan masa muda, setelah muda pasti akan diikuti masa tua dan bagi masa tua kematian sudah pasti semakin dekat. Menyadari itu hendaknya manusia segera melakukan kebajikan dan kebenaran.
  • 30. Panjangnya hidup manusia harus dikurangi masa sakit, dimana kala itu manusia tidak kuasa melakukan aktifitas apapun, sakit pasti mempercepat datangnya kematian. Mengetahui itu manusia harus segera dan mempercepat saja pelaksanaan bajik dan benar dalam hidupnya.
  • 31. Karena kematian tidak bisa di prediksi kedatangannya, pun tidak ada yang memberi tahu kapan datangnya. Selagi masih hidup, lakukanlah dengan segera kebajikan dan kebenaran itu.
  •  32. Keluarga, sahabat, dan teman hanya bisa mengatar sampai dikuburan saja ketika kematian itu datang. Adapun yang tetap turut mengantarkan roh hingga ke alam akherat adalah perbuatan baik dan buruk semasa hidupnya; lakukanlah segera perbuatan baik itu, yang akan menjadi teman pengantar ke alam surga.
  • 33. Dapat dipastikan setelah mati yang tertinggal hanyalah badan kasar tanpa guna dan akhirnya akan dibuang karena tidak ada bedanya dengan pecahan piring dan mangkok. Untuk sementara jasad itulah yang dihormati oleh keluarga dan kerabat, selanjutnya mereka akan membakar atau menanamnya dalam tanah. Oleh karena itu usahakanlah terus untuk melakukan kebajikan dan kebenaran, ia yang akan menjadi teman abadi guna mencapai kebahagiaan dan kebebasan abadi.
  • 34. Hanya kebajikan dan kebenaran itu saja yang terpenting, hanya ketentraman hati yang merupakan daya tahan dari berbagai godaan sesat, hanya itulah yang dapat melebur dosa dan menghilangkan duka hati. Camkanlah dengan baik kebenaran dan kesadaran diri. Hendaknya ilmu pengetahuan yang benar menjadi tujuan hidup, karena pengetahuan yang benar membawa pada kebahagiaan, sedangkan tindakan tidak menyakiti, tidak membunuh, tidak dibutakan oleh amarah, semua itulah yang dinamakan dengan kebahagiaan hakiki.
  • 35. Sesungguhnya semua agama memiliki tujuan yang sama. Semua agama mengajarkan kebajikan/kebenaran untuk mencapai alam surga dan pembebasan dari kesengsaraan; namun cara masing-masing dalam mencari kebenaran berbeda-beda. Agama yang bingung membenarkan yang tidak benar. Kebenaran kelompok dianggapnya kebenaran untuk semua, hingga akhirnya menyalahkan yang sesungguhnya benar (kebenaran hakiki yang dapat diterima diberbagai kalangan). Bahkan agama yang bingung ada yang menyatakan bahwa kebenaan itu ada didalam goa; atau Tuhan hanya milik kelompoknya saja.
  • 36. Karenanya janganlah angkuh pada orang yang bijaksana, namun mohonlah selalu pada beliau ajaran tentang kebijaksanaan. Sebab yang disebut dengan kebajikan dan kebenaran hakiki (kebenaran universal), pengertian dan pemahamannya kadang muncul tanpa disangka-sangka.

0 Response to "Sloka 12-36 Sarasamuscaya (Hakekat Kebenaran)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel