Sloka 41-54 Sarasamuscaya (HAKEKAT KEBENARAN)
Ilustrasi Sarasamuscaya hakekat kebenaran. Gambar: Gerd Altmann from Pixabay |
HAKEKAT KEBENARAN
- 41. Apa pun yang ditimbulkan oleh pikiran, perkataan, dan pebuatan yang tidak menyenangkan bagi dirimu, apapun yang menimbulkan duka dan sakit hati bagi dirimu; janganlah hendaknya yang menimbulkan keadaan seperti itu engkau lakukan pada orang lain. Perbuatan apapun yang tidak engkau sukai menimpa dirimu, janganlah perbuatan seperti itu engkau timpakan kepada orang lain.
- 42. Siapapun orang yang telah menang melawan hawa nafsunya, merekalah orang yang sungguh-sungguh bijaksana dalam kebajikan dan kebenaran; mereka inilah yang patut untuk ditiru dalam pelaksanaan bajik/benar.
- 43. Kebajikan dan kebenaran itu memenuhi semesta ini, ia tidak terikat oleh apapun, ia tidaklah milik perseorangan, kelompok pun ras tertentu, ia antara ada dan tiada. ia akan muncul menampakkan dirinya dalam perbuatan manusia yang bajik dan benar, namun ia sungguh-sngguh tiada dalam hati dan perbuatan manusia-manusia yang berhati kotor dan jahat.
- 44. Analisa dan pelajarilah segala perilaku dan setiap perbuatan, hingga dapat diketahui hakekat dari kebajikan dan kebenaran. Setelah dipahami simpanlah dalam hati. Segala yang tidak menyenangkan bagi diri pribadi, janganlah yang seperti itu dilakukan kepada orang lain. Hendaknya apa yang menyenangkan bagi diri, yang seperti itulah diberikan kepada yang lain.
- 45. Mereka yang tidak melakukan kebajikan dan kebenaran, keberadaannya bagaikan padi yang hampa atau telur busuk, kenyataannya ia ada tapi sungguh tiada guna.
- 46. Sebagaian besar manusia di bumi tidak memahami hakekat kebajikan dan kebenaran. Sungguh mereka tidak mengendalikan nafsunya dan hidup mereka hanya untuk menunggu mati, tanpa pernah berusaha untuk memahami hakekat kematian. Hidup yang hampa seperti itu tiada beda dengan rumput yang mati dan tumbuh kebali, tumbuhnya hanya untuk menunggu mati.
- 47. Mereka yang ingkar dan mungkir dari kebajikan dan kebenaran, disebabkan oleh keangkuhan diri, serta tetap melakukan perbuatan-perbuatan keji dan jahat, sungguh dapat dipastikan bahwa dalam hidupnya mereka hanya akan memperoleh kesedihan dan kesengsaraan saja.
- 48. Mereka yang bodoh dan tetap melakukan perbuatan-perbuatan keji dan jahat akan memperoleh neraka, setelah penyiksaan neraka dilaluinya, lalu menitislah ia menjadi binatang; bila kemudian kelahirannya meningkat, menjelmalah ia menjadi orang yang cacat, hina, sengsara dan hidupnya selalu terombang-ambing dalam kesedihan dan hidup mereka jauh dari kesenangan.
- 49. Sesungguhnya yang paling mendesak untuk dilakukan adalah pengejaran akan harta yang tidak bisa dirampas atau dicuri oleh siapapun, harta yang akan selalu setia menemani ke alam akherat, harta seperti inilah hendaknya dengan tekun dicari, harta itu adalah kebajikan dan kebenaran.
- 50. Mereka yang dengan tekun mengusahakan kebajikan dan kebenaran, meskipun hidup dalam kemiskinan dan menjadi pengemis, sesungguhnya ialah orang yang benar-benar kaya, karena kekayaannya itu tidak mungkin dapat dirampas atau pun dicuri oeh siapapun juga.
- 51. Mereka yang tekun dalam kebajikan dan kebenaran, secara ajaib akan memperoleh kehidupan yang layak. Karena bagi orang yang bajik dan benar, makanan, pakaian, dan berbagai macam harta kekayaan seolah-olah datang dan menawarkan diri untuk dimiliki.
- 52. Banyak makanan yang tersedia dalam hutan, juga sungai-sungai yang berair jernih ada di sana, lampunya adalah bulan; hingga janganlah mengorbankan kebajikan dan kebenaran demi memperoleh kekayaan duniawi, sebab mungkin saja anda akan terlambat dalam pelaksanaan kebajikan dan kebenaran, dikarenakan kesibukan untuk menumpuk harta hasil kekejian dan kejahatan.
- 53. Laksanakanlah kebajikan dan kebenaran dengan tekun dan bersungguh-sungguh, bersamaan dengan itu carilah juga harta yang didasari oleh kebajikan dan kebenaran. Bagaikan keberadaan seekor sapi yang sedang membajak sawah, sambil bekerja, sempat juga ia meraih rumput yang tumbuh disekitarnya, dengan itu ia bekeja tanpa merasa lelah.
- 54. Kebajikan dan kebenaran itu amatlah mulia, ia juga bersifat amat rahasia, bagaikan jejak-jejak ikan yang berenang dalam air. Biarpun seperti itu adanya, bagi orang yang bijaksana, kebajikan dan kebenaran itu dengan tekun dan keteguhan hati akan selalu dilaksanakannya.
0 Response to "Sloka 41-54 Sarasamuscaya (HAKEKAT KEBENARAN)"
Post a Comment