Mengungkap segala sesuatu yang ada di Bali, sekala dan niskala, serta kilas balik peristiwa

Tumpek Wayang Pemujaan Kepada Sang Hyang Iswara

Tumpek wayang
Hari Tumpek Wayang jatuh bertepatan dengan Sabtu Keliwon Wuku Wayang. Sehari sebelumnya, umat Hindu masang seselat (meletakkan daun pandan berduri pada setiap pelinggih)


BALI-UNIK.COM - Tumpek Wayang adalah hari suci umat Hindu yang dirayakan setiap enam (6) bulan sekali, bertepatan dengan Sabtu Keliwon Wuku Wayang.
Pada saat Tumpek Wayang, umat Hindu menghaturkan bhakti pada Sang Hyang Iswara.
Tumpek Wayang seringkali juga disebut Tumpek Ringgit.
Menurut Dharmaning Pewayangan, Sang Hyang Iswara adalah Dewa Ringgit atau Wayang.
Sang Hyang Iswara, warna putih, berkuasa di arah Timur, dengan senjata Bajra.
Menurut Iswara Stava, Beliau disebutkan sebagai penguasa suara atau sabda.
Upacara Tumpek Wayang bukan sebagai pemujaan atau menyembah Wayang, melainkan sebagai wujud perbuatan baik, menjaga nilai-nilai seni dan budaya.
Pada hari Tumpek Wayang, umat Hindu juga melakukan penyucian pada diri sendiri.
Apa yang telah berlangusng sejak lama, sehari sebelum Tumpek Landep, disebut hari penyalukan Tumpek Wayang.
Orang tua zaman dahulu mengatakan, sejak seminggu sebelumnya disebut penyalukan Tumpek Wayang.
Anak-anak kecil akan dilarang bermain ke luar rumah, karena hari ini dikenal sebagai hari yang angker.
Dan sehari sebelum Tumpek Wayang, umat Hindu akan meletakkan daun pandan berduri pada setiap pelinggih.
Keesokan harinya, saat Tumpek Wayang, umat Hindu menghaturkan pejati, pesucian, dan upakara lainnya sesuai kemampuan.
Bagi yang memiliki wayang, pada hari ini biasanya membersihkan wayang tersebut.
Upakara terlebih dahulu dihaturkan pada Sang Hyang Iswara, selanjutnya di-ayabkan ke wayang tersebut.
Selanjutnya umat melakukan penyucian diri dengan memohon prayascita. (*)

0 Response to "Tumpek Wayang Pemujaan Kepada Sang Hyang Iswara"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel